LIFE SUPPORT PADA
GAWAT DARURAT YANG MENGANCAM JIWA
A.
PENGELOLAAN PENDERITA GAWAT DARURAT ( PPGD )
- PENGERTIAN
Gawat Darurat
adalah suatu keadaan bila tidak segera ditolong akan menyebabkan
kecacatan / kematian.
Tindakan pada menit pertama sangat menentukan hidup atau mati pasien,
oleh sebab itu harus dilakukan dengan tepat, cepat dan cermat.
- DASAR – DASAR PENANGANAN PPGD :
Urutan prioritas PPGD :
- B1 = BREATH ( masalah pernafasan )
·
Jalan nafas dikatakan bebas jika tidak ada suara
nafas tambahan : gurgling, snoring, crowing
·
Bila suara nafas tidak bebas berarti terhambat,
maka dilakukan bantuan :
i.
Tanpa alat : head tilt, chin lift, jaw thrust
ii.
Dengan alat : orofaringeal, nasofaringeal, suction,
NGT, ETT, cricothyroidotomi, tracheostomi
·
Bila tidak bernafas :
o
Beri nafas buatan tanpa alat :
Dari mulut ke mulut / hidung
o
Nafas buatan dengan alat :
Ambubag, Jackson Ress, Respirator
·
Pasien bernafas tetapi tidak memadai, beri O2
o
Nasal prong :
3 L → 30
%
o
Nasal catheter :
3 L → 30
– 40 %
o
Masker : 6 – 8 L
→ 60 %
o
Masker reservoir : 10
– 12 L → 100%
Nafas tambahan → Asissted
Masalah pernafasan dapat
menyebabkan kematian dalam 3 menit.
- B2 = Blood ( Masalah Hemodinamik )
Perfusi baik tandanya : Hangat, Kering, Merah (HKM)
Shock adalah : gangguan perfusi organ vital
Tanda – shock :
Perfusi
terganggu, nadi kecil dan cepat, dingin,pucat dan CRT > 3 detik. Oleh sebab
itu, segera dilakukan posisi shock setinggi 45º
- B3 = Brain ( Masalah Kesadaran / Neurologis )
Tingkat – tingkat kesadaran :
·
Sadar ( compos mentis ) AVPU : tingkat kesadaran
·
Samnolennt A
: Alert
·
Sopor V
: Valert to voice
·
Soporocoma P : Palert to pain
·
Coma U
: Unconcious
GCS normal : 4 – 5 – 6 ( 15 ) → nilai tertinggi
↓ 1 – 1 – 1 ( 3 )
→ coma / nilai terendah
Untuk prognosa
Pasien trauma
- B4 = Bladder ( Masalah Urologi)
Yang dinilai : fungsi ginjal, sebab bisa mengancam acute renal failure
Oleh sebab itu, harus observasi ketat urine
·
Volume normal :
1 – 2 cc / kgBB
·
An uria :
20 cc / 24 jam
·
Oliguria :
25 cc / jam / 400cc / 24 jam
·
Poliuria :
2500 cc / 24 jam
·
Hipotensi →
produksi urine berkurang
·
Hipovolemi →
produksi urine berkurang dan pekat
·
DM →
produksi meningkat
# Oliguria / anuria menyebabkan acute renal failure karena :
o
Pre renal :
Hipovolemia, hipotensi, shock
o
Renal :
Reaksi tranfusi, radang myoglobin, uria
o
Post renal :
batu, febris
- B5 = Bowel ( Masalah Tractus Digestivus )
·
Perut kembung : diafragma terdorong ke atas, dan
bisa menyebabkan hipoventilasi
Penyebabnya : acites, ileus, perdarahan intra abdominal
·
Muntah dan diare menyebabkan hipoventilasi
Pemberian cairan
: memakai kriteria Pierce
mis
: BB 50kg → dehidrasi berat 10%
Diberikan
cairan RL / PZ
20cc
/ kgBB ( 100 ml )
Maintenance
: 40 – 50 ml / kgBB / 24 jam
- B6 = Bone ( Masalah Tulang dan Kerangka )
·
Patah tulang leher (diatas servikal II)
menyebabkan tetraplegi dan kelumpuhan
otot difragma dan pasien bisa meninggal akibat gangguan nafas
·
Patah tulang panjang akan terjadi emboli lemak
yang massif dan pasien bisa mati karena gangguan nafas
B. SUMBATAN JALAN NAFAS
- AKIBAT SUMBATAN JALAN NAFAS
Sumbatan jalan
menyebabkan hipoksemia, dan hipoksemia merupakan pembunuh utama pasien gawat
darurat. Oleh sebab itu pencegahan hipoksemia merupakan prioritas dengan
cara :
☺
Jalan nafas dipertahankan terbuka
☺
Ventilasi adekwat
☺
Beri O2
- PENYEBAB SUMBATAN JALAN NAFAS
Sumbatan jalan nafas disebabkan :
·
Tindakan anesthesi : Pasien tidak sadar, obat pelumpuh otot dan muntahan
·
Penyakit : Coma, stroke, radang
otak
·
Trauma / kecelakaan : Trauma maxilofasial, trauma kepala,
keracunan
- PATOFISIOLOGI
Kesadaran menurun akibat tindakan anesthesi, trauma,
penyakit akan terjadi relaksasi otot – otot termasuk otot lidah dan sphincter
cardia.
Pada posisi terlentang pangkal lidah akan jatuh ke posterior dan menutup
orofaring menyebabkan sumbatan jalan nafas. Sfincter cardia yang rileks
menyebabkan isi lambung mengalir ke orofaring (regurgitasi) sehingga terjadi
sumbatan jalan nafas.
Regurgitasi akan terjadi aspirasi → pneumonia sebab refleks batuk menurun
/ hilang.
Trauma di wajah → edema, patah tulang, perdarahan, lepasnya gigi dan hipersekresi
→ sumbatan jalan nafas.
Trauma tajam pada leher → perdarahan / hematoma → sumbatan jalan nafas
dan sulit untuk intubasi → maka dilakukan cricotirodotomi / tracheostomi.
- TANDA – TANDA SUMBATAN JALAN NAFAS
Dapat dilakukan dengan cara :
☺
Lihat ( LOOK )
·
Kesadaran akan menurun / agitasi
Agitasi → Hipoksemia Karena sumbatan jalan nafas
Penurunan kesadaran → Hiperkarbia yang disebabkan oleh hipoventilasi
akibat sumbatan jalan nafas.
·
Pergerakan dada dan perut
Normalnya kedua bergerak sama – sama, kalau ada sumbatan jalan nafas
keduanya bergerak berlawanan.
·
Retraksi sela iga, supra klavikula / subkostal
·
Cyanosis sebagai tanda adanya hipoksemia
·
Deformitas daerah yang patah
☺
Dengar ( LISTEN
)
Adanya suara nafas tambahan yang didengar, berupa :
·
Dengkuran ( SNORING ) → Lidah yang menutup
orofaring
·
Kumuran ( GURGLING ) → Sekret, darah, muntahan
·
Siulan ( CROWING ) → Penyempitan karena spasme,
edema atau pendesakan
☺
Raba ( FEEL )
Meraba hawa ekspirasi dari hidung / mulut dan raba getaran di leher
SUMBATAN
|
LIHAT
GERAK NAFAS
|
DENGAR
SUARA TAMBAHAN
|
RABA
HAWA EKSPIRASI
|
Bebas
|
Normal
|
-
|
+
|
Parsial
|
Normal
|
+
|
+
|
Parsial
berat
|
See
saw
|
+
|
±
|
Total
|
See
saw
|
-
|
-
|
- PENGELOLAAN JALAN NAFAS
Penilaian dan pengelolaan jalan nafas dilakukan dengan
cepat, tepat dan cermat untuk mencegah hipoksemia, juga untuk membuka dan
menjaga jalan nafas tetap bebas dan waspada terhadap keadaan klinis yang
menyumbat atau potensial akan menyumbat.
Penyumbatan jalan nafas yang paling sering :
a. Lidah dan epiglottis
Pasien yang tingkat kesadaran menurun, lidah akan jatuh ke belakang dan
menyumbat hypofarings atau epiglottis
jatuh ke belakang dan menutup rima glotidis, maka dilakukan pembebasan jalan
nafas yaitu :
☺
Tanpa alat :
Head tilt, chin lift, dan jaw thrust
☺
Dengan alat :
Orofaringeal dan Nasofaringeal
Pada cedera tulang leher cara yang dianjurkan :
Jaw thrust dan chin lift
dengan memakai Neck collar
Chin lift
: 4 jari diletakkan dibawah
rahang, dan ibu jari diatas dagu, lalu dagu diangkat kedepan.
Jaw thrust :
Kedua tangan ditempelkan pada kedua pipi pasien, dan dengan jari – jari
mendorong angulus mandibulae kanan
dan kiri kedepan sehingga barisan gigi bawah berada didepan barisan gigi atas.
Triple airway maneuver yaitu :Jaw thrust, head
tilt, buka mulut.
OROFARINGEAL AIRWAY
Ukurannya
: ☺ Dari tengah bibir ke angulus mandibula
☺
Dari tepi bibir ke tragus
Cara
pasang :
☺
Secara langsung dengan bantuan spatel
☺
Secara tidak langsung dengan cara terbalik menyusuri
palatum durum setelah masuk setengah lalu diputar 180º lalu didorong secara
perlahan – lahan.
NASOFARINGEAL
AIRWAY
Ukurannya : ☺ Sebesar kelingking jari pasien
☺ Panjangnya dari tepi cuping hidung sampai
ke tragus
Cara
pasang :
☺
Lumasi dengan jelly
☺
Secara langsung ke dalam lubang hidung
☺
Bagian bevel menghadap septum
☺
Sampai bagian yang bersayap mencapai lubang hidung
bagian luar
b. Muntahan
: darah, secret, benda asing
Dilakukan suction :
i. Rigid tonsil dental suction tip :
Pengisapan
di rongga mulut
ii. Soft catheter suction tip :
Pengisapan
di lubang hidung, ETT, trakheostomi
(
lewat lubang hidung jangan dilakukan pada pasien dengan fraktur lamina cribosa,
sebab dapat menembus masuk rongga otak)
c. Trauma daerah maxillofacial
Bila tidak
berhasil dengan cara – cara tersebut diatas, maka dilakukan jalan nafas
definitive : intubasi ET atau cricothyroidotomi atau tracheostomy
- JALAN NAFAS DEFINITIF
Yaitu : Pipa
jalan nafas yang dilengkapi dengan balon (cuff) yang dapat dikembangkan dan
dipasang di trachea.
Tujuan : Untuk
mempertahankan jalan nafas, pemberian ventilasi, oksigenasi dan pencegahan
aspirasi.
Ada 2 macam tindakan :
i.
Intubasi
Endotracheal :
§
Orotracheal
§
Nasotracheal
ii. Dengan pembedahan / surgical Airway :
§
Cricothyroidotomi
§
Tracheostomi
Tindakan ini pada pasien yang APNEA : Sebagai
pencegahan aspirasi darah / muntahan dan ancaman sumbatan jalan nafas : trauma
inhalasi, status konvulsi, trauma maxilofasial, trauma kepala tertutup dengan
GCS : < 8
C. GAWAT NAFAS
AKUT
1.
PENGERTIAN
Gawat nafas
adalah :
Suatu kegawatan yang
cepat menimbulkan kematian,sehingga harus ditangani secara cepat, tepat, cermat
dan terpadu / multi disipliner.
2.
PENYEBAB GAWAT NAFAS AKUT
Gangguan
nafas dapat berupa hipoventilasi sampai ke henti nafas yang disebabkan oleh :
§
Tindakan
Anesthesi
o
Anesthesi yang terlalu dalam
o
Sisa obat pelemas otot
o
Obat narkotik
§
Suatu
penyakit
Radang otak,
radang syaraf, stroke, tumor otak, edema paru, gagal jantung, miastenia gravis
§
Trauma –
kecelakaan
o
Cedera kepala
o
Cedera tulang leher
o
Cedera thorak
o
Keracunan obat
3.
PATOFISIOLOGI
a.
Jalan nafas tersumbat → gangguan ventilasi, maka
dilakukan tindakan membuka jalan nafas agar tetap bebas, namun tetap ada
gangguan ventilasi, harus cari penyebabnya.
b.
Penyebab lain : gangguan pada mekanik ventilasi dan
depresi susunan syaraf pusat.
c.
Untuk inspirasi agar diperoleh volume udara yang cukup
diperlukan jalan nafas yang bebas, kekuatan otot respirasi yang kuat, dinding
thorak yang utuh, rongga pleura yang negatif dan susunan syaraf yang baik.
d.
Bila ada gangguan dari unsur – unsur mekanik ini
menyebabkan volume udara inspirasi tidak adekwat. Terjadi hipoventilasi dan
terjadi hiperkarbia dan hipoksemia. Hipoksemia menyebabkan vasodilatasi
pembuluh darah otak dan meningkatkan TIK, sehingga kesadaran menurun dan
menekan jalan nafas.
e.
Parameter ventilasi
(i)
Pa CO2 (N : 35 –
45 mmHg)
(ii)
ET CO2 (N : 25 – 35 mmHg)
f.
Parameter oksigenasi
i.
Pa O2 (N : 80
– 100 mmHg)
ii.
Sa O2 (N : 95
– 100%)
4.
PENYEBAB GANGGUAN NAFAS
a. Penyebab sentral
Yang menimbulkan depresi pada pusat nafas akan menimbulkan gangguan nafas
.
Contoh :
Obat
– obatan (anesthesi, narkotik tranquilizer), trauma kepala, radang otak,
stroke, tumor.
b. Penyebab perifer
§
Jalan nafas yang tersumbat menyebabkan gangguan
ventilasi dan oksigenasi
§
Paru : radang paru, aspirasi, atelektasis, edema
§
Rongga pleura : Pneumothorak ( udara )
Fluidothorak ( cairan )
Hematothorak ( darah )
§
Dinding dada : patah tulang iga → flail chest
§
Otot nafas : kelumpuhan akibat obat pelumpuh
otot
§
Syaraf : SAB yang terlalu tinggi, poliomyelitis,
Guillane Barre Syndrome
§
Jantung kelainan jantung
5.
TANDA – TANDA GANGGUAN VENTILASI
a.
Lihat (LOOK)
§
Tachipnea
§
Perubahan status mental
Agitasi → hypoxemia
Penurunan kesadaran akibat hipoventilasi → peningkatan PaCO2 → TIK meningkat
b.
Dengar (LISTEN)
§
Keluhan
§
Suara nafas
c.
Raba (FEEL)
§
Hawa ekspirasi
§
Emfisema sub kutis
§
Krepitasi / nyeri tekan
§
Deviasi trakea → ada atelektasis, pneumothorak,
fluidothorak, hematothorak
D. SYOK
- DEFINISI DAN PATOFISIOLOGI
Syok adalah kumpulan gejala – gejala yang diakibatkan oleh gangguan
perfusi jaringan yaitu aliran darah ke organ tubuh tidak mencukupi.
Gangguan perfusi → jaringan kekurangan oksigen dan nutrisi.
- MACAM – MACAM PENYEBAB SYOK
- Syok Hipovolemik
Disebabkan tubuh kehilangan darah, plasma / cairan
tubuh.
Contoh : Pembedahan, trauma, luka bakar, muntah,
diare.
Kehilangan bentuk lain disebut = Third Space Loss yaitu peritonitis,
pancreatitis, ileus obstruktif.
- Syok Kardiogenik
Gangguan perfusi jaringan yang disebabkan karena disfungsi jantung.
Contoh : AMI, cardiomyopati, aritmia, payah jantung, tamponade jantung,
dan trauma jantung.
- Syok Septik
Karena penyebaran / invasi kuman dan toksinnya didalam tubuh yang
berakibat vasodilatasi.
d.
Syok Neurogenik
Karena disfungsi system saraf didalam tubuh yang berakibat vasodilatasi →
trauma tulang belakang, spinal syok anesthesi yang terlalu dalam.
e.
Syok Anafilaktik
Akibat reaksi antigen → antibody yang mengeluarkan histamine → peningkatan
permeabilitas membrane kapiler dan terjadi dilatasi arteriole sehingga venous
return menurun. Juga disebabkan oleh obat, makanan, reaksi tranfusi, sengatan
serangga, gigitan ular berbisa.
3.
TANDA –TANDA DAN GEJALA SYOK
a.
Sistem pernafasan: Nafas cepat dan dangkal.
b.
Sistem sirkulasi : Ekstremitas pucat, dingin,
berkeringat dingin, nadi cepat
dan lemah. Waktu pengisian kapiler ( CRT ) lambat / > 2 – 3 detik, tensi turun, vena
kolaps, CVP < 5cmH2O.
c.
Sistem syaraf pusat : Pasien mulai gelisah sampai tidak
sadar.
d.
Sistem ginjal :
Produksi urine menurun, normal = ½ - 1cc/kgBB/jam
e.
Sistem pencernaan
: Mual, muntah.
f.
Sistem kulit / otot
: Turgor ↓, mata cowong, mukosa lidah kering.
4.
TERAPI
a.
Memperbaiki system pernafasan
§
Membebaskan jalan nafas
§
Terapi oksigen
§
Bantuan nafas
b.
Memperbaiki system sirkulasi
§
Pemberian cairan
§
Monitoring nadi, tekanan darah, perfusi perifer,
produksi urine
c.
Menghilangkan / mengatasi penyebab syok
i.
Syok Hipovolemik
§
Pasang infuse di dua tempat dengan jarum no 14G
/ 16G
§
Grojok cairan : 1000 – 2000cc
☺
Gunakan jarum IV besar dan pendek
☺
Botol digantung setinggi mungkin
☺
Memakai pompa / perasan
§
Macam – macam cairan yang digunakan :
·
Kristalloid : RL, NACL
Sifatnya tidak bertahan lama di intravaskuler, diberikan 3 – 4 kali
jumlah perkiraan perdarahan. RL lebih fisiologis dibanding NACL
·
Kolloid : → gol protein : albumin / plasma
→ gol non
protein : dextran / gelatin
·
Darah : whole blood – fresh / stored, PRC
HEMODILUSI
Adalah mengganti kehilangan darah dengan larutan kristalloid / koloid
sampai hemodinamik stabil, dengan tanda :
Nadi < 100x/menit, T/D syst >100mmHg, perfusi perifer HKM, CRT
<2 detik
ii.
Syok Kardiogenik
Berkurangnya kekuatan memompa dari jantung, maka terapinya : memperkuat
fungsi pompa pada jantung dengan menggunakaninotropik , yaitu : Dopamin, Dobutamin,
Isoprenalai dan nor-adrenalin
iii.
Syok Septik
§
Normalisasi volume darah
§
Antibiotika
§
Vasopressor
§
Inotropik
§
Menghilangkan sumber infeksi
iv.
Syok Anafilaktik
§
Normalisasi volume darah
§
Steroid
§
Antihistamin
§
Adrenalin 0,5mg / iv
§
Bronchodilator
v.
Syok Neurogenik
§
Normalisasi volume darah
§
Inotropik
5.
HIPOTENSI PASCA BEDAH
Penyebab tersering hipotensi pasca bedah adalah :
§
Hipovolemia karena perdarahan baik yang
kelihatan atau tidak kelihatan atau adanya third space loss (edema mesentrium
karena laparatomi)
Bila terjadi hipotensi pasca bedah,
maka tindakannya :
§
Bebaskan jalan nafas
§
Terapi oksigen
§
Posisi head down / posisi syok ( kedua kaki
lebih tinggi dari badan ) setinggi 45º
§
Pemberian cairan kristalloid / kolloid